31 Mar 2010

Nadine Almira Bachtiar


anak ini bukan anak saya.. hahaha....

dia adalah keponakan saya.. cucu pertama orang tua saya....

menggemaskan bukan???

huh.. saya sangat merindukannya..

oh iya lupa.. nama nya nadine..
Nadine Almira Bachtiar
bagus kan nama nya...

hehe...
nadine,
ma'ia... kengeeend...

huhuhuhuuhuhuhu

12 Mar 2010

Dunia Belum Berakhir, Raya!

Pagi itu dengan suasana baru menurutnya, Raya bersiap-siap ke kampus, padahal waktu masih menunjukan pukul 6.00 pagi. Raya begitu semangatnya mempersiapkan apa saja yang akan dibawa pada kuliah hari pertamannya itu. “wah, aku mahasiswa sekarang!” gumam raya dalam hati. Di depan kostnya, ternyata Raya telah di tunggu oleh Nitha , teman semasa ospek kemarin. Mereka pun segera berangkat ke kampus dengan senangnya.

Ya, namanya saja hari pertama. Pasti mempunyai kesan tersendiri. Haha, salah satunya, Raya bertemu dengannya, seseorang yang pernah ada di masa lalunya 4 tahun lalu, andra. Didalam hati Raya pada saat itu, kusut dan malas banget. Kenapa? Itu karena harapan Raya agar tidak sekampus sama andra tidak terwujud. Sebelumnya Raya memang sudah mengetahui bahwa andra saat ini di kota yang sama dengannya. Tapi, Raya masih menghargai andra sebagai temannya. Dan ketika Raya melihat andra semakin mendekat , “hai andra..” yaa.. sapaan itu langsung terlontar dari mulutnya. Andra hanya membalas dengan senyuman malu sambil berjalan menunduk meninggalkan Raya.

(beberapa minggu kemudian)
Minggu pagi, Raya di kagetkan dengan bunyi handphonenya. ada SMS aneh.Karena penasaran, Raya balas SMS aneh itu, menanyakan siapa itu. Huh, ternyata itu andra. Kaget bercampur rasa penasaran. Di dalam hati bertanya-tanya, ada apa yah? tidak ada angin tidak ada hujan andra menghubunginya. Mereka pun akhirnya sms-an, tiba-tiba andra mengungkapkan sesuatu pada Raya. Yaa, ia menceritakan semua. Intinya, andra masih mencintai dan menanti Raya. Ayoolah.. pada saat itu, sungguh Raya sama sekali tidak percaya dengan apa yang diakui andra itu. Namun, dengan polosnya Raya pada saat itu, akhirnya raya pun bersedia memberikan kesempatan kepada andra walaupun hanya sebatas pembuktian cinta.

Hampir 2 minggu mereka SMSan dan teleponan. Raya tak bisa membohongi perasaannya kalau sebenarnya ia juga masih menyayangi andra. Raya pun akhirnya menerima andra kembali sebagai pacarnya. Pada saat itu, sungguh betapa bahagianya hati Raya. Hampir di setiap hari-harinya di isi bersama andra. Didalam hati Raya, “really love him”. Perasaan itu semakin luar biasa Raya rasa, karena andralah yang selalu ada di dekatnya di kala ia membutuhkan seseorang untuk berbagi, mengingat, Raya sendiri di kota besar itu. Mereka pun berjanji akan selalu saling menjaga, apalagi Raya, ia terhitung selektif memilih makanan dan minuman apa saja yang akan dimakan oleh andra, karena sesuatu dan lain hal.

Beberapa bulan berlalu, dan hubungan mereka pun berakhir. Sungguh menyedihkan. Raya tidak bisa menerima apa yang telah andra lakukan kepadanya. Dengan ikhlas, Raya memutuskan andra. Dan Raya yakin keputusannya meangakhiri hubungan dengan andra itu tidak akan disesalinya, tidak seperti 4 tahun lalu di kala Raya sangat menyesal telah memutuskan andra. Raya dan andra pun lost contact selama seminggu.

Tiba-tiba andra mengajak Raya untuk bertemu, meskipun pada awalnya Raya sempat menolak, tapi pada akhirnya Raya luluh juga dengan suatu alasan. Mereka kembali bersama. Kembali menjalin hubungan. Lebih tepatnya backstreet. Tak ada 1 pun orang yang tau akan hubungan mereka. Raya tak menemukan kebahagiaan sedikitpun. Ya, kembali berpisah setelah beberapa minggu. Raya membaca 1 comment dari seorang cewek pada salah 1 situs jejaring social milik andra. Mizz u mizz u mizz u hon.. Raya ketika itu hanya bisa menangis, menangis, dan menangis. Apalagi melihat balasan comment dari andra too kepada cewek itu. Tak ada seorang pun yang bisa Raya ajak curhat. Ya, hanya ada Allah pada saat itu,berulang-ulang kali Raya istighfar memohon ampun, memohon maaf kepadaNya atas apa yang telah ia perbuat selama ini. Dan akhirnya, Raya pun bisa tenang kembali, meskipun mustahil 100% bisa tenang tapi minimal Raya bisa tertawa lepas bersama orang-orang disekitarnya.

Sebulan lebih setelah itu, Raya kembali dihubungi oleh andra. Ketika itu, Raya sama sekali tidak mempercayai lagi apa yang andra jelaskan padanya, permintamaafan andra, dan kesungguhan andra (seperti yang andra akui padanya). Andra pada saat itu mungkin tidak mau menyerah, selang beberapa minggu andra kembali menghubungi Raya. Kembali Andra mengajak Raya bertemu. Raya pun menerima ajakan andra karena andra menjanjikan pertemuan itu hanya pertemuan biasa, antara teman dan teman. Ternyata sama saja, andra meminta Raya untuk kembali padanya. Pada saat itu di hati Raya masih tersimpan amarah yang luar biasa kepada andra, dan andra tau itu. Andra pun meminta maaf, dia mengakui akan semua kesalahannya, andra juga berjanji tidak akan mengulanginya dan akan setia pada Raya. Segala bujukan dan berbagai rayuan, andra lakukan. Raya luluh juga akhirnya. Tak tau setan apa yang telah merasuki pikiran Raya.

Mereka kembali bersama. Meskipun hanya sedikit, rasa bahagia akhirnya Raya rasakan juga. Tapi hanya sementara, hanya berlangsung satu minggu lebih saja. Raya kembali terluka, semua janji andra adalah janji palsu. Ternyata andra pada saat yang sama juga tengah dekat dengan Ayni, teman dekat Raya sendiri. Ayni dengan ketidaktauannya akan hubungan Raya dan andra, menceritakan kepada Raya tentang hubungannya dengan andra. Kembali Raya mengeluarkan air mata karena andra. Hubungan mereka pun kembali berakhir.

Beruntung Raya masih mempunyai sahabat yang luar biasa bernama Hime. Yang terus memberikannya semangat. Ya, akhirnya Raya meceritakan semua pada Hime, karena sudah tak bisa menahan sakitnya seorang diri.

Semenjak itu, Raya tidak ingin mengulang kembali kebodohannya. Raya sungguh ingin melupakan semua yang telah ia alami bersama andra. Akhirnya Raya pun mengubah dan mengganti segala sesuatu yang bisa mengingatkan Raya tentang andra. Akhirnya sedikit demi sedikit Raya bisa menenangkan hatinya. Ternyata Raya tidak perlu merasa sendiri. Masih banyak orang-orang yang menyayanginya. Entah itu keluarga, sahabat, teman. Dan yang paling utama yaitu Allah Yang Maha segalaNya, iya Raya sangat percaya bahwa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
“haha.. Dunia belum berakhir Raya!!”

Gara-gara Hujan

Setiap hari hujan turun terus. Buru-buru chaca mencari tempat berteduh. Chaca bingung harus berbuat apa. Didalam hatinya menyesal, karena sebelumnya tidak menerima ajakan christy untuk pergi ke toko kaset. Sial banget, chaca mesti hadapi hujan sendirian.

“kapan hujannya berhenti sih!!”. tanya chaca dalam hati. Chaca ingin segera pulang dan melepas kesialannya itu. Tiba-tiba sebuah Ho**a J*zz melaju kencang, tidak bisa menghindari kubangan air pas didepan chaca. Akibatnya, sebagian baju chaca terkena terkena cipratan air tersebut. Dan ternyata, air itu berwarna cokelat.

Chaca kesal bukan main. Ingin rasanya ia meneriaki si pengendara mobil itu agar berhenti dan meminta maaf kepadanya. Tapi apa daya, ia hanya bisa mengumpat emosinya itu d dalam hati. Ternyata tanpa disadari, mobil itu berhenti, lalu mundur. Seorang cowok keluar dari dari dalam mobil itu, ia sudah siap dengan payungnya dan tergesah-gesah mendekati chaca. “Maaf. aku nggak sengaja. Aku tadi buru-buru ke kampus. Maaf yah?” kata si cowok.

Waah ternyata manis juga! Ini kesialan atau keberuntungan? Chaca pun tidak jadi melabrak cowok itu. Pertama, karena dia sudah minta maaf. Kedua, orangnya ganteng abess. Ketiga, wanginyaaa wow.

“iya, iya sudah. Mau digimanain lagi..” balas chaca dengan suara yang lembut.

“ayuk, aku antar pulang?” tawar cowok itu.

“hah? Nggak usah lah. Nanti mobil kamu kotor. Ini liat, baju aku kotor banget.” Kembali chaca membalas dengan suara lembut.

“nggak apa-apa. Ini sebagai tanda permintaan maafku. Lagi pula, ini hujan kayaknya masih lama loh. Apa lagi dari tadi angkot pada penuh semua.” Cowok itu berusaha meyakinkan chaca sambil nunjuk kearah angkot yang penuh penumpang.

“tapi beneran kok nggak apa-apa, tidak perlu. Kamu kan mesti buru-buru ke kampus?” tolak chaca lagi.

“oke oke.. gini ajah deh kalo kamu nggak mau. Ini no hp aku, iya, kita tukern no aja yah, mau nggak? Aku masih ngerasa nggak enak nih sama kamu. Kapan-kapan kita bisa ketemuan lagi, aku janji akan nraktir kamu apa aja yang kamu mau. Karena aku kamu jadi kesulitan kayak gini.” Usul cowok itu tiba-tiba.

Akhirnya mereka pun saling bertukar nomor handphone dan cowok itu pun segera masuk ke dalam mobilnya. Begitupun chaca, selang beberapa mnit kemudian, ia menemukan angkot yang tidak penuh dan ia pun naik dengan tergesah-gesahnya.

Keesokan harinya. Cowok itu menelepon chaca. Chaca kaget. Mana mungkin cowok sekeren itu meneleponnya secepat itu.akhirnya chaca tahu juga namanya. Tody. Keren yah namanya?

Sejak saat itu, Tody selalu menghubungi chaca. Sudah hampir dua minggu. Perasaan chaca bercampur aduk setiap Tody meneleponnya. Tiba-tiba Ella sahabat Chaca datang ke kostnya, langsung saja Chaca tidak melewatkan kesempatan untuk menceritakan semua kepada sahabatnya itu.

“trus kamu mau gimana sekarang?” Tanya Ella.

“aku nggak tau la mesti ngapain, kasih saran dong?” pinta Chaca manja.

“kamu suka yah sama tuh cowok?” Tanya Ella curiga.

Chaca kaget dengan pertanyaan sahabatnya itu. “ah, nggak tau deh!!”.

“hahaha.. sudahlah ca.. ayoo ngaku.” Ledek Ella.

Dan akhirnya Chaca mengakui juga. “iya iya.. hmm.. puas?!”

“sekarang juga kamu harus telpon cowok itu. Yaah, sekedar basa basi apa kek gitu. Nah, kalau udah lamaan dikit , baru deh kamu tanya udah punya pacar belom. Getoo.. gmana?” usul Ella.

“terus, kalo dia udah punya pacar gimana dong?” Tanya Chaca gelisah.

“yaa elah, Tanya aja dulu!” ngotot Ella.

Chaca terdiam. Bagaimana kalau Tody memang sudah mempunyai pacar? Chaca semakin cemas. Tiba-tiba, handphone Chaca bordering. Ternyata itu Tody.
“hallo chaca, lagi ngapain nih ?” Tanya suara dari seberang sana.

“nggak lagi ngapa-ngapain kok.. kamu?” Tanya Chaca balik.

“ni baru aja nyampe rumah, dari kampus. Eh, gimana nih? Jadikan makan-makannya?” Tanya Tody lagi.

“emangnya pacar kamu nggak marah kamu ngajakin aku makan?” Tanya chaca gugup.

“wah.. tenang aja, dia nggak mungkin marah, orang yang ngusulin ini semua dia kok. Hehe.. kamu juga yah, ajakin pacar kamu.”

Hah?? Jadi….
Chaca langsung terdiam, ternyata dugaannya benar. Jadi untuk apa ia datang pada undangan makan-makan Tody itu. Telepon memang belum Chaca tutup. Tapi Chaca sudah tak mampu barkata-kata lagi.

Melihat reaksi Chaca seperti itu, Ella sudah bisa menebak apa jawaban Tody dari seberang sana. Ella pun membantu Chaca, ia meraih handphone Chaca dan segera mematikan sambungan teleponnya.
“udahlah sayang, ikhlasin ajah. Oke?” kata Ella memberikan semangat.

Sambil tersenyum, Chaca langsung memeluk sahabatnya itu. “oke.. lagipula kayaknya rasa ini hanya sementara doing..”
“SEMANGAAAT!!!!”
“iyaa.. SEMANGAAAATTT!!!”