12 Mar 2010

Gara-gara Hujan

Setiap hari hujan turun terus. Buru-buru chaca mencari tempat berteduh. Chaca bingung harus berbuat apa. Didalam hatinya menyesal, karena sebelumnya tidak menerima ajakan christy untuk pergi ke toko kaset. Sial banget, chaca mesti hadapi hujan sendirian.

“kapan hujannya berhenti sih!!”. tanya chaca dalam hati. Chaca ingin segera pulang dan melepas kesialannya itu. Tiba-tiba sebuah Ho**a J*zz melaju kencang, tidak bisa menghindari kubangan air pas didepan chaca. Akibatnya, sebagian baju chaca terkena terkena cipratan air tersebut. Dan ternyata, air itu berwarna cokelat.

Chaca kesal bukan main. Ingin rasanya ia meneriaki si pengendara mobil itu agar berhenti dan meminta maaf kepadanya. Tapi apa daya, ia hanya bisa mengumpat emosinya itu d dalam hati. Ternyata tanpa disadari, mobil itu berhenti, lalu mundur. Seorang cowok keluar dari dari dalam mobil itu, ia sudah siap dengan payungnya dan tergesah-gesah mendekati chaca. “Maaf. aku nggak sengaja. Aku tadi buru-buru ke kampus. Maaf yah?” kata si cowok.

Waah ternyata manis juga! Ini kesialan atau keberuntungan? Chaca pun tidak jadi melabrak cowok itu. Pertama, karena dia sudah minta maaf. Kedua, orangnya ganteng abess. Ketiga, wanginyaaa wow.

“iya, iya sudah. Mau digimanain lagi..” balas chaca dengan suara yang lembut.

“ayuk, aku antar pulang?” tawar cowok itu.

“hah? Nggak usah lah. Nanti mobil kamu kotor. Ini liat, baju aku kotor banget.” Kembali chaca membalas dengan suara lembut.

“nggak apa-apa. Ini sebagai tanda permintaan maafku. Lagi pula, ini hujan kayaknya masih lama loh. Apa lagi dari tadi angkot pada penuh semua.” Cowok itu berusaha meyakinkan chaca sambil nunjuk kearah angkot yang penuh penumpang.

“tapi beneran kok nggak apa-apa, tidak perlu. Kamu kan mesti buru-buru ke kampus?” tolak chaca lagi.

“oke oke.. gini ajah deh kalo kamu nggak mau. Ini no hp aku, iya, kita tukern no aja yah, mau nggak? Aku masih ngerasa nggak enak nih sama kamu. Kapan-kapan kita bisa ketemuan lagi, aku janji akan nraktir kamu apa aja yang kamu mau. Karena aku kamu jadi kesulitan kayak gini.” Usul cowok itu tiba-tiba.

Akhirnya mereka pun saling bertukar nomor handphone dan cowok itu pun segera masuk ke dalam mobilnya. Begitupun chaca, selang beberapa mnit kemudian, ia menemukan angkot yang tidak penuh dan ia pun naik dengan tergesah-gesahnya.

Keesokan harinya. Cowok itu menelepon chaca. Chaca kaget. Mana mungkin cowok sekeren itu meneleponnya secepat itu.akhirnya chaca tahu juga namanya. Tody. Keren yah namanya?

Sejak saat itu, Tody selalu menghubungi chaca. Sudah hampir dua minggu. Perasaan chaca bercampur aduk setiap Tody meneleponnya. Tiba-tiba Ella sahabat Chaca datang ke kostnya, langsung saja Chaca tidak melewatkan kesempatan untuk menceritakan semua kepada sahabatnya itu.

“trus kamu mau gimana sekarang?” Tanya Ella.

“aku nggak tau la mesti ngapain, kasih saran dong?” pinta Chaca manja.

“kamu suka yah sama tuh cowok?” Tanya Ella curiga.

Chaca kaget dengan pertanyaan sahabatnya itu. “ah, nggak tau deh!!”.

“hahaha.. sudahlah ca.. ayoo ngaku.” Ledek Ella.

Dan akhirnya Chaca mengakui juga. “iya iya.. hmm.. puas?!”

“sekarang juga kamu harus telpon cowok itu. Yaah, sekedar basa basi apa kek gitu. Nah, kalau udah lamaan dikit , baru deh kamu tanya udah punya pacar belom. Getoo.. gmana?” usul Ella.

“terus, kalo dia udah punya pacar gimana dong?” Tanya Chaca gelisah.

“yaa elah, Tanya aja dulu!” ngotot Ella.

Chaca terdiam. Bagaimana kalau Tody memang sudah mempunyai pacar? Chaca semakin cemas. Tiba-tiba, handphone Chaca bordering. Ternyata itu Tody.
“hallo chaca, lagi ngapain nih ?” Tanya suara dari seberang sana.

“nggak lagi ngapa-ngapain kok.. kamu?” Tanya Chaca balik.

“ni baru aja nyampe rumah, dari kampus. Eh, gimana nih? Jadikan makan-makannya?” Tanya Tody lagi.

“emangnya pacar kamu nggak marah kamu ngajakin aku makan?” Tanya chaca gugup.

“wah.. tenang aja, dia nggak mungkin marah, orang yang ngusulin ini semua dia kok. Hehe.. kamu juga yah, ajakin pacar kamu.”

Hah?? Jadi….
Chaca langsung terdiam, ternyata dugaannya benar. Jadi untuk apa ia datang pada undangan makan-makan Tody itu. Telepon memang belum Chaca tutup. Tapi Chaca sudah tak mampu barkata-kata lagi.

Melihat reaksi Chaca seperti itu, Ella sudah bisa menebak apa jawaban Tody dari seberang sana. Ella pun membantu Chaca, ia meraih handphone Chaca dan segera mematikan sambungan teleponnya.
“udahlah sayang, ikhlasin ajah. Oke?” kata Ella memberikan semangat.

Sambil tersenyum, Chaca langsung memeluk sahabatnya itu. “oke.. lagipula kayaknya rasa ini hanya sementara doing..”
“SEMANGAAAT!!!!”
“iyaa.. SEMANGAAAATTT!!!”

2 komentar: